Wednesday 23 December 2015

Rahasia Mengatasi Krisis Keuangan Dalam Keluarga


Rahasia Mengatasi Krisis Keuangan Dalam KeluargaMasalah uang menempati peringkat atas dalam daftar alasan pertengkaran pasangan suami istri. Bahkan, satu studi menemukan bahwa 80 persen pasangan yang bercerai pada usia 30 mengatakan masalah uang adalah penyebab utama perceraian.

Studi lainnya menemukan bahwa pasangan dimana wanitanya mengambil peran aktif dalam keuangan keluarga lebih cenderung untuk tetap bahagia. Pasangan yang menyelesaikan masalah manajemen uang mereka tampak lebih mungkin untuk menemukan kesepakatan bersama mengenai pengeluaran, tabungan dan perencanaan keuangan.Ketidaksepakatan tentang uang terjadi dalam keluarga di semua tingkat pendapatan, jadi kurangnya pendapatan bukanlah satu-satunya atau penyebab utama perselisihan. Memang, memiliki lebih banyak uang dapat menjadikannya lebih susah untuk menetapkan dan memastikan batas pengeluaran.

Seringkali pertengkaran tentang uang datang dari perbedaan harapan. Seseorang mungkin percaya bahwa gemar menabung dan berhemat adalah satu-satunya cara untuk merasa aman secara finansial, sementara pasangannya mungkin merasa mengeluarkan uang agar dapat memiliki barang-barang yang mereka perlukan adalah cara paling efektif untuk bersiap bagi masa depan.
Cara terbaik untuk mencapai kesepakatan bersama adalah dengan berkomunikasi dan berkompromi. Tanpa dua elemen ini, pertengkaran tentang uang dapat dengan cepat merusak rasa percaya dalam pernikahan. Saran-saran berikut akan membantu mencegah keuangan dari menjadi ganjalan dalam hubungan anda dengan pasangan anda.
1. Jangan hanya berfokus pada jumlahnya
Masalah keuangan biasanya merupakan gejala dari masalah lainnya. Lihatlah penyebab awalnya agar dapat menyelesaikan masalah di masa depan. Banyak orang keliru menganggap jika mereka bisa menghasilkan lebih banyak uang, masalah keuangan mereka akan lenyap. Namun, dalam kebanyakan kasus, manajemen keuangan yang buruk hanya akan menjadi semakin parah dengan lebih banyak uang alih-alih menjadi lenyap.
2. Jangan menukarkan hubungan Anda dengan barang-barang
Stres dan konflik yang timbul dari sikap boros dan selalu berhutang dapat dengan cepat merusak pernikahan. Jangan biarkan cinta materi menjadi lebih penting daripada cinta bagi pasangan anda. Terkadang orang-orang mengembangkan rasa bergantung ke barang-barang karena mereka sulit mempercayai orang lain. Elemen penting dari manajemen keuangan yang berhasil adalah mampu merasa nyaman ketika dalam keadaan rentan.
3. Jangan membeli yang tidak diperlukan hanya agar merasa terpuaskan
Orang-orang seringkali membeli barang-barang untuk mencoba mengisi kebutuhan emosional dalam hidup mereka. Sayangnya, kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi dengan lebih banyak harta benda, sehingga itu menjadi lingkaran setan, yaitu semakin banyak membeli, semakin merasa kurang puas. Kenalilah kebutuhan anda untuk rasa percaya diri, rasa hormat, atau kasih, dan temukan cara-cara sehat untuk memuaskannya. Pelajari keterampilan baru atau luangkan lebih banyak waktu dan energi ke dalam hubungan anda. Kegiatan-kegiatan seperti ini akan membantu anda merasa lebih puas tanpa mengharuskan anda mengeluarkan uang yang mungkin tidak anda miliki.
4. Jangan mengasumsikan sistem keuangan anda baik bagi pasangan
Setiap orang memiliki sejarah dan hubungan emosional mereka sendiri dengan uang. Tingkat kenyamanan pasangan anda mengenai keuangan, pengeluaran dan menabung mungkin sangat berbeda dengan anda. Bahaslah dengan pasangan anda untuk mencari tahu pendapat dia tentang pengaturan keuangan anda saat ini. Hanya karena anda senang dengan keadaan sekarang bukan berarti pasangan anda merasakan hal yang sama. Bersedialah untuk berkompromi dan membuat perubahan agar anda berdua dapat merasa bahagia dan nyaman dengan situasi keuangan keluarga anda.
Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment